Monday 2 March 2015

Berselimut

Pagi datang
Tak memberi salam
Apalagi menyapa

Dia tahu dan di hafal
Kalau saya sedang berselimut

Saya dengar adzan subuh
Lalu saya laksanakan kewajiban

Kembali tidur setelahnya
Seakan juga menjadi kewajiban

Pagi datang
Dan saya selalu berselimut

Tuesday 24 February 2015

YSLSFA

Cuaca yang begitu panas lalu pendingin ruangan yang menyala seakan tanpa batas.
Padahal terik nya matahari hanya mencoba untuk menghangatkan, namun terkadang menyulut kemarahan.
Kalau sudah panas seperti ini, selalu dengan percaya diri memastikan bahwa malam hari akan datang hujan, dan mulai menunggu.
Lalu apa yang membuat hari ini terasa sangat melelahkan walau tubuh tak begitu banyak digerakkan.
Benar-benar merasa lelah, sebelum akhirnya menyadari diri ini tak lagi bijak memperkerjakan raga dan otak.
Kemudian sekumpulan kalimat-kalimat satire yang dia ingin saya untuk membacanya, membuat saya menyisakan ruang di otak saya untuk menyimpannya.
Untuk waktu yang telah terbuang di masa lalu, maafkan saja..

Tuesday 10 February 2015

Satu Kalimat Saja

Dari jam 9 tadi baca satu buku, walau hanya membacanya sekilas saja, karena memang tujuannya tidak untuk mengerti isi bukunya dan saya sudah pernah membaca nya hingga halaman terakhir, tapi saya membaca buku ini untuk menemukan satu rangkaian kalimat yang pernah saya baca, kalimat yang terdiri dari enam kata berbahasa asing, sehingga saya memfokuskan pada setiap kata bercetak miring.
Malam ini sudah 3x saya mengulang dan menelusuri setiap kata bercetak miring dalam buku ini,  tidak dapat saya temukan. Sementara mata mulai memaksa raga ini untuk segera di istirahatkan, namun isi kepala masih saja memikirkan.
Yang terlewatkan memang selalu menghadirkan kegelisahan bahkan terkadang penyesalan, Hidup.

Sunday 8 February 2015

Siapakah Anda?

X: "Siapakah anda?"
Y: "Saya adalah orang islam"
X: "Saya tidak bertanya apa agama anda, Siapakah anda?"
Y: "Saya adalah seorang laki-laki"
X: "Saya tidak menanyakan jenis kelamin anda, Siapakah anda?"
Y: "Saya adalah seorang analis kebijakan"
X: "Saya tidak menanyakan pekerjaan anda, Siapakah anda?"
Y: "Saya adalah manusia"
X: "Saya tidak bertanya apakah anda, Siapakah anda?"
Membingungkan

Malam minggu seperti ini banyak berbagai jenis komunitas2 yang melakukan kegiatan rutin nya untuk sekedar berkumpul dan mempertegas perbedaan mereka dengan yang lain. Hanya dengan melihat kendaraan yang berjejer, atau baju yang melekat ditubuhnya, atau lagu2 yang di nyanyikan, mereka nampak berbeda.

Seperti juga saat sholat jum'at, ketika banyak orang berada disatu tempat untuk melakukan kegiatan yang sama, yaitu sholat. Kita dapat melihat dari seragam yang mereka gunakan, dari warna bajunya, dari motif bajunya, dari tulisan yang ada dipunggung nya, dari kendaraan yang mereka bawa, bahkan kadang dari obrolannya yang tak sengaja kita dengar. Mereka berbeda.

Manusia mulai 'mengidentifikasikan' dirinya dengan konsep2 duniawi..
Bahwa pada dasarnya, kita semua adalah 'bagian' dari alam semesta, semuanya berkaitan satu dengan yang lain, adalah konsep2 kita yang membuat kita seakan-akan "terpisah" dari dunia, dan ironis nya konsep2 ini yang menimbulkan perbedaan, kecemburuan, bahkan pertikaian.
'Saya adalah laki-laki'  'Saya adalah orang Islam' dst.. itu hanyalah sebuah "konsep" itu bukanlah diri kita sesungguhnya.. diri kita sesungguhnya ya itu "keberadaan" kita.

Lalu bagaimana bisa megaku "ada", jika keberadaan kita bisa ada hanya karena "diadakan". Jadi, seseorang/sesuatu yang mengadakan itulah yang benar-benar "Ada." Dia lah Yang Maha Nyata.

Jadi siapa saya memang tidak penting, apalagi untuk dijawabkan kepada orang lain.. siapa saya, hanya perlu untuk disadari..

Friday 30 January 2015

Prasangka Buruk

Sekarang banyak orang yang beranggapan bahwa telah terjadi kriminalisasi terhadap KPK yang di lakukan oleh Polri.
Kasus lama yang di simpan dan di tata sedemikian rupa, untuk kemudian di garap lagi jika waktunya telah tiba, hingga penangkapan BW yang seakan mengada-ada.
Tapi entah mengapa selain prasangka buruk saya terhadap Polri, ada prasangka lain yang saya tujukan kepada DPR, Komisi III DPR tepatnya.
Komisi III DPR tetap melanjutkan uji kelayakan meskipun KPK sudah menyatakan BG sebagai tersangka.
Jika kemudian Komisi DPR tidak mengesahkan/tidak menyetujui/tidak menyatakan layak untuk BG menjadi Kapolri, maka sudah jelas langkah yang di ambil Pak Presiden tentu akan membatalkan pelantikan BG sebagai Kapolri, tapi pada kenyataannya Komisi III menyetujui, Pak Presiden bingung.. lalu di ambil lah keputusan untuk menunda pelantikan.
Prasangka buruk saya bahwa Komisi III DPR sengaja memberikan bola panas kepada Pak Presiden.
Lalu sekarang muncul beberapa pilihan keputusan yang harus segera di ambil oleh Pak Presiden.
Yang pertama adalah pembatalan pelantikan BG lalu mengajukan calon Kapolri baru, tapi prasangka buruk saya bahwa nanti nya calon baru ini akan di tolak oleh Komisi III DPR.
Yang kedua adalah BG tetap di lantik menjadi Kapolri yang kemudian di non aktif kan karena statusnya telah di tetapkan sebagai terasangka oleh KPK. Prasangka buruk saya kembali muncul bahwa Komisi III DPR juga akan menolak pe-non aktifan tersebut. Dan jika ini terjadi, maka berarti KPK akan memeriksa Kapolri aktif. Tentu keadaan ini akan semakin memperkeruh hubungan KPK dengan Polri, sama saja memulai perang.
Jika dulu Pak SBY dapat menyelesaikan masalah yang sama antara KPK dan Polri atau cicak vs buaya, maka sekarang juga di harapkan Pak Presiden mampu menyelesaikan kasus yang sepertinya sudah menjadi siklus 3 tahunan ini.
Ya meskipun memang "orang militer" seperti Pak SBY strategi nya lebih matang, masih banyak masyarkat yang yakin dan menaruh harapan kepada Pak Presiden yang saat ini menjabat untuk segera menyelesaikan kekacauan ini.
Sing sabar Pak... jangan jadi penakut.

Thursday 29 January 2015

Januari

Januari sudah akan berakhir.
Hujan masih saja senang membasahi tanah yang tak terlalu kering.
Tanah yang juga mungkin tak lagi merindukan hujan seperti saat kemarau.
Mungkin karena hujan yang kadang berlebihan mengartikan kerinduan bumi.
Dan hingga akhir januari masih saja begitu, terus membasuh luka bumi hingga februari.
Lalu adakah yang pasti di januari selain mendung dan hujan di sore hari?
Pertemuan yang kita janjikan pun seakan menjauh dari kepastian.
Dan sesuatu yang saya rencanakan akan selesai pada januari pun turut menjadi alasan ketidakpastian pertemuan kita.
Ya, ini akhir januari, jalanan semakin licin untuk di lalui, dingin yang menyambut di pagi dan malam hari, lalu kemarahan pada diri sendiri.
Bersabarlah, namun jika sudah mencapai batas, beri tahu saya.

Sunday 25 January 2015

Babakbelurr

Waktu, ada yang bisa menggunakan nya dengan bijak, ada yang tidak.
Lalu kemudian mereka mulai berharap untuk diberikan ruang saja tanpa waktu.
Dan memulai sesuatu tanpa ada akhir yang menjadi batas.
Bukan kah ketika kita memulai sesuatu justru sebenarnya kita sedang maju satu langkah untuk mengakhirinya?