Saturday 20 October 2012

KRITIK TERHADAP BIROKRASI ALA MAX WEBER



A.    Borokrasi  Menurut  Max  Weber
Birokrasi adalah organisasi rasional yang dibentuk untuk memperlancar aktivitas pemerintahan.

B.     Karakteristik  Ideal  Birokrasi  Menurut  Weber
1.      Spesialisasi
·         Tujuan  organisasi  didistribusikan  dengan  cara  yang  tepat  dengan  tugas-tugas  kantor  ( Official  Duties ).
·         Pemisahan  tugas  secara  tegas  memungkinkan  untuk  memperkerjakan  ahli  yang  terspesialisasi  pada  setiap  posisi.
·         Menyebabkan  stiap  orang  bertanggungjawab  terhadap  kinerja  yang  efektif  atas  tugas-tugasnya.
2.      Organisasi Yang Hirarkhis
·         Setiap  unit  lebih  rendah  berada  dalam  pengendalian  dan  pengawasan  organisasi  yang  lebih  tinggi.
·         Setiap  pegawai  dalam  hierarki  administrasi  bertanggungjawab  pada  atasannya.
·         Keputusan  dan  tindakan  harus  dimintakan  persetujuan  kepada  atasan.
·         Atasan  mempunya  hak  untuk  mengeluarkan  perintah  untuk  ditaati  dan  dilaksanakan  oleh  bawahan.
3.      Sistem Aturan (System Of Rules)
·         Operasi/kegiatan  dilaksankan  berdasarkan  system  aturan  yang  ditaati  secara  konsisten.
·         System  yang  distandarkan  ini  dirancang  untuk  menjamin  keseragaman  dalam  melaksanakan  setiap  tugas, tanpa  memandang  jumlah  personil  yang  melaksanakan  dan  koordinasi  tugas-tugas  yang  berbeda-beda.
·         Aturan-aturan  yang  eksplisit  tersebut  menentukan  tanggungjawab  setiap  anggota  organisasi  dan  hubungan  diantara  mereka.
·         Tugas-tugas  birokrasi  memiliki  kompleksitas  yang  bervariasi, dari tugas-tugas  klerikal  yang  sifatnya  rutin  hingga  tugas-tugas  yang  sulit.
·         Sering  disebut  sebagai  S.O.P.


4.      Impersonality
·         Standar  operasi  pemerintah  dilakukan  tanpa  interferensi  (dicampur)  kepentingan  personal.
·         Impersonal  Detachment  menyebabkan  perlakuan  yang  sama  tehadap  semua  orang  sehingga  mendorong  demokrasi  dalam  system  administrasi.
·         Untuk  meningkatkan  rasa  keadilan  dan  persamaan.
5.      Struktur Karier
·         System  promosi  yang  didasrkan  pada  senioritas  atau  prestasi  atau  kedua-duanya.
·         Karyawan  dalam  organisasi  birokrasi  berdasarkan  pada  kualifikasi  tehnik  dan  dilindungi  dari  penolakan  sepihak.
·         Kebijakan   personal  seperti  itu  mendorong  tumbuhnya  loyalitas  terhadap  organisasi  dan  semangat  kelompok  diantara  anggota  organisasi.
6.      Efisiensi
·         Administrasi  organisasi  yang  murni  membentuk  birokrasi  diyakini  mampu  mencapai  tingkat  efisiensi  paling  tinggi.
·         Birokrasi  memecahkan  masalah  organisasi  yaitu  memaksimalakan  efisiensi. 


C.     Kritik  Terhadap  Birokrasi  ala  Weber
Kritik terhadap konsep birokrasi Weber muncul dari R. V. Presthus. Presthus mengamati kecenderungan birokrasi di negara-negara non Barat.. Ia menganggap bahwa konsep birokrasi Weber belum tentu cocok bagi lingkungan non barat. Salah satu contohnya adalah ia menemukan bahwa pada industri batubara di Turki, dorongan-dorongan ekonomis dan material untuk melakukan usaha tidaklah seefektif dengan mereka yang mengusahakan hal yang sama di Barat. Dengan kata lain terdapat perbedaan yang mendasar antara pola perilaku masyarakat Turki dan pola perilaku masyarakat di Barat.

Berdasarkan  kritik  yang  dikemukakan  oleh  Presthus  terhadap  teori  birokrasi  ala  Max  Weber, maka  dapat  saya  analisis,  pertama  bahwa  teori  birokrasi  Weber  tepatnya  tipe  ideal birokrasi  memang  belum  tentu  cocok  untuk  diterapkan  di semua  negara  terlebih  Indonesia. Karena  perilaku  setiap  warga negara  atau  birokrat  disetiap  negara  tentu  saja  berbeda. Idealnya  memang  yang  seperti  Weber  rumuskan  dalam  teori  nya, tapi  prakteknya  belum tentu  semua  tipe  ideal  tersebut  dapat  dijalankan. Menurut  saya  tipe  ideal  atau  karakter  ideal  Weber  cenderung  otoritatif, apabila  ini  diterapkan  di  Indonesia  tentu  saja  akan  banyak  masalah  yang  terjadi  mengingat  perilaku  para  birokrat  yang  terang-terang  menunjukan  perilakunya  yang  amat  buruk. Jika  menurut  Weber  bahwa  birokrasi  itu  adalah  organisasi rasional yang dibentuk untuk memperlancar aktivitas pemerintahan, maka  birokrasi  Indonesia  jauh  dari  kesan  tersebut, bahkan  timbul  persepsi  negative  dari  masyarakat  bahwa  birokrasi  merupakan  prosedur  yang  rumit  dan  berbelit-belit  jauh  dari  kesan   organisasi  rasional. Jadi  dapat  disimpulkan  bahwa  tipe  atau  karkteristik  birokrasi  Weber  belum  tentu  cocok  diterapkan  disemua  negara. Kedua, dalam  stuktur  karier  yang  Weber  kemukakan  dalam  karakteristik  ideal  birokarasi  menyatakan  bahwa  System  promosi  yang  didasrkan  pada  senioritas  atau  prestasi  atau  kedua-duanya. Disini  terdapat  ketidakjelasan  dalam  stuktur  karier  karena  sebelumnya  Weber  menyatakan  setiap  tugas  dilakasanakan  oleh  ahli  yang  terspesialisasi  dan  perlakuan  yang  sama  tehadap  semua  orang  sehingga  mendorong  demokrasi  dalam  system  administrasi. Jika  dari  awal  telah  menyatakan  pentingnya  ahli  yang  terspesialisasi  maka  seharusnya  dalam  struktur  karier  harusnya  ditentukan  berdasarkan  keahlian  setiap  individu  bukan  senioritas. Kemudian  saya  melihat  dalam  teori  Weber  ini  seakan  segala  sesuatu  diputuskan  oleh  atasan   tanpa  melibatkan  bawahan. Pada  akhirnya  timbul  ketidakjelasan  akan  siapa  yang  berhak  memperoleh  kedudukan  paling  atas  dan  patut  untuk  di  hormati, apakah  orang-orang  yang  memiliki  kekuatan  atau  kekuasaan  untuk  memerintah  atau  orang-orang  yang  mempunya  keahlian  paling  baik. Ketiga, disini Weber  hanya  memaparkan  mengenai  idealnya  karateristik  suatu  birokrasi  tanpa  menyertakan  berbagai  kendala  yang  akan  di  hadapi  berserta  alternative  lainnya  yang  membuat  birokarasi  tetap  ideal  mengingat  akan  sulit  untuk  mencapai  semua  yang  dirumuskan  oleh  Weber. Karena  apabila  salah  satu  karakteristik  itu  samasekali  tidak  dapat  dilaksanakan  dan  menemui  berbagai  kendala, maka apakah  Weber masih  menyatakan  birokrasinya  ideal? Oleh  karena  itu  sepatutnya  Weber  memberikan  alternative  lain  dari  karakteristik  ideal  birokrasi  yang  telah  ia  kemukakan.