Friday 30 January 2015

Prasangka Buruk

Sekarang banyak orang yang beranggapan bahwa telah terjadi kriminalisasi terhadap KPK yang di lakukan oleh Polri.
Kasus lama yang di simpan dan di tata sedemikian rupa, untuk kemudian di garap lagi jika waktunya telah tiba, hingga penangkapan BW yang seakan mengada-ada.
Tapi entah mengapa selain prasangka buruk saya terhadap Polri, ada prasangka lain yang saya tujukan kepada DPR, Komisi III DPR tepatnya.
Komisi III DPR tetap melanjutkan uji kelayakan meskipun KPK sudah menyatakan BG sebagai tersangka.
Jika kemudian Komisi DPR tidak mengesahkan/tidak menyetujui/tidak menyatakan layak untuk BG menjadi Kapolri, maka sudah jelas langkah yang di ambil Pak Presiden tentu akan membatalkan pelantikan BG sebagai Kapolri, tapi pada kenyataannya Komisi III menyetujui, Pak Presiden bingung.. lalu di ambil lah keputusan untuk menunda pelantikan.
Prasangka buruk saya bahwa Komisi III DPR sengaja memberikan bola panas kepada Pak Presiden.
Lalu sekarang muncul beberapa pilihan keputusan yang harus segera di ambil oleh Pak Presiden.
Yang pertama adalah pembatalan pelantikan BG lalu mengajukan calon Kapolri baru, tapi prasangka buruk saya bahwa nanti nya calon baru ini akan di tolak oleh Komisi III DPR.
Yang kedua adalah BG tetap di lantik menjadi Kapolri yang kemudian di non aktif kan karena statusnya telah di tetapkan sebagai terasangka oleh KPK. Prasangka buruk saya kembali muncul bahwa Komisi III DPR juga akan menolak pe-non aktifan tersebut. Dan jika ini terjadi, maka berarti KPK akan memeriksa Kapolri aktif. Tentu keadaan ini akan semakin memperkeruh hubungan KPK dengan Polri, sama saja memulai perang.
Jika dulu Pak SBY dapat menyelesaikan masalah yang sama antara KPK dan Polri atau cicak vs buaya, maka sekarang juga di harapkan Pak Presiden mampu menyelesaikan kasus yang sepertinya sudah menjadi siklus 3 tahunan ini.
Ya meskipun memang "orang militer" seperti Pak SBY strategi nya lebih matang, masih banyak masyarkat yang yakin dan menaruh harapan kepada Pak Presiden yang saat ini menjabat untuk segera menyelesaikan kekacauan ini.
Sing sabar Pak... jangan jadi penakut.

Thursday 29 January 2015

Januari

Januari sudah akan berakhir.
Hujan masih saja senang membasahi tanah yang tak terlalu kering.
Tanah yang juga mungkin tak lagi merindukan hujan seperti saat kemarau.
Mungkin karena hujan yang kadang berlebihan mengartikan kerinduan bumi.
Dan hingga akhir januari masih saja begitu, terus membasuh luka bumi hingga februari.
Lalu adakah yang pasti di januari selain mendung dan hujan di sore hari?
Pertemuan yang kita janjikan pun seakan menjauh dari kepastian.
Dan sesuatu yang saya rencanakan akan selesai pada januari pun turut menjadi alasan ketidakpastian pertemuan kita.
Ya, ini akhir januari, jalanan semakin licin untuk di lalui, dingin yang menyambut di pagi dan malam hari, lalu kemarahan pada diri sendiri.
Bersabarlah, namun jika sudah mencapai batas, beri tahu saya.

Sunday 25 January 2015

Babakbelurr

Waktu, ada yang bisa menggunakan nya dengan bijak, ada yang tidak.
Lalu kemudian mereka mulai berharap untuk diberikan ruang saja tanpa waktu.
Dan memulai sesuatu tanpa ada akhir yang menjadi batas.
Bukan kah ketika kita memulai sesuatu justru sebenarnya kita sedang maju satu langkah untuk mengakhirinya?

Monday 19 January 2015

3 am

We can pretend it never happened. Go on with our lives, day after day with no recognition to the past.
But what it all comes down to is 3am.
3am will tell you just how very much your heart is hurting.
3am will tell you how much you miss the past.
3am can determine life or death.

Saturday 10 January 2015

Everyday Robots

We are everyday robots on our phones
In the process of getting home
Looking like standing stones
Out there on our own
....
Tidak berdering dan tidak bergetar, tetap saja ingin tahu.
Puluhan kilometer ditempuh untuk kembali membawanya saat tertinggal.
Malam hari kita sudah berjanji akan bertemu, masihkah kita membutuhkannya hanya sekedar untuk menyampaikan kita sudah sampai pada tempat yang kita janjikan?
Bukankah bosan akan semakin mengganggu ketika menunggu dan harus menatapi layarnya?

Wednesday 7 January 2015

Ketidakpedulian

Buku-buku yang tersebar di penjuru ruang, ada yang menganga karena kebutuhan, ada pula yang menutup dari awal datang.
Tumpukan kertas yang penuh coretan, coretan yang tidak dapat di pahami, menyulitkan mata.
Waktu yang berlalu, terus berlalu meninggalkan yang secara berurutan ketidakpedulian, penyesalan, lalu ketakutan.
Andai dapat ku lihat hasil nya dari sini, dari jendela ini.

Tuesday 6 January 2015

Kemana?

Penutup hari telah datang, Malam.
Gemerlap nya tak mampu membujuk letihku untuk mengelilingi metropolitan.
Dan suara seretan sepatu mu mengiringi cerita yang keluar dari mulutmu.
Kamu yang menyadari kita akan kembali berpisah, mencoba tetap melangkah walau lelah.
Ya, aku akan kembali ke pulau itu untuk menyelesaikan kewajibanku, dan kamu juga harus mengurusi kewajibanmu di metropolitan itu.
"Aku tidak mau memakai kacamata tebal ini, aku percaya langkahmu", katamu yang memang selalu mengeluarkan kalimat yang membuntu kan pikiranku.
Aku sendiri tidak tahu akan ku bawa kemana semua ini.
Untuk keyakinan yang masih selalu ku usik sendiri, untuk keraguan yang ada dipojok pikiranku, untuk kepercayaan mu yang memberatkan pundak ku, untuk senyum mu yang tak mau keluar dari kepala ku, dan untuk apapun yang akan terjadi nanti, semoga semuanya berujung pada bahagiamu.